Akyasa Adiba, 10 tahun Sudah!

Sunday, September 17, 2006

Diantara wangi bulan madu sembari melalap catatan-catatan teks di meja-meja IALF Denpasar Bali, saya merasakan ada sesuatu yang lain. Bergegas saya menuju sebuah lab kesehatan. Positif!
Mata saya terbelalak. Hore! Saya bahagia. Saya telpon suami di Yogyakarta. dari nada suaranya, ada kebahagiaan yang tak terkira.

Hore! suami saya bahagia. Saya dengar ada pesta mendadak di lingkungan tetaer Eska. Kata-kata suamipun berhamburan dalam bentuk puisi. Om Asep melengkapi dengan menjadikannya lagu. Kasetpun terkirim ke Bali. Berikut cuplikannya

Romance,2 (Aly D Musyrifa)

Bersimbah harum bunga
kupeluk hatimu dengan hatiku.
Bermandi kehangatan sungai
yang mengalir dari surga.

Pagi ini fajar terbit di jiwaku.
Salami aku
agar sempurna kebahagiaan
kukalungkan.
Bintang-bintang bersinar di mataku

Istriku, dikaulah ibu kandung
harapan dan impian.
Bila sampai dermaga
Akan kita dirikan rumah sepanjang pantai
Agar anak-anak kita bermain
bersama gelombang dan ombak-ombak.
Menantang matahari

Yogya, 1996


Wow! Dunia sejenak berhenti berputar. Kabar-kabarpun tersebar.

Betapa berharganya dia!

Diantara ribuan diktat di IALF Denpasar Bali, saya terkapar! Tak sanggup melanjutkan telaah yang diomongkan orang-orang bule itu. Muntah dan muntah. Rumah sakit Sanglah menjadi tempat istirahat sejenak dengan kabel infus di tangan seblah kanan. saya terbaring lemah.

Betapa berharganya dia!


Anehnya, meski tak mengikuti kuliah di kelas dan belajar dari kamar kost saja, saya lulus ujian! banyak orang geleng kepala. mukjizat! kata mereka.

Dia membantu saya!

Tetapi lulus ujian juga berati pertanda perpisahan saya dengannya. 9 bulan dia menghirup udara dunia, sayapun sesenggukan terbang ke manca negara.



bukan! Bukan berati saya tak mencintainya tetapi apa boleh dikata, kontrak belajar harus dilaksanakan.

betapa kejamnya dunia.

"baik-baik kah dia?"
"Sakit?"
"sudah bisa berjalan?"
"sudah bisa berkata-kata?"

Saya merasa seperti orang yang mati. Tahu keadaan dia; sakit dan sehat tapi tak bisa berbuat apa-apa.



Betapa berartinya dia!

Dua tahun sudah. Saya kembali melihatnya. Manis. bermain akrab dengan tante-tantenya.
bercengkrama dengan "mbak uah" nya. menggelendot manja pada ayahnya.

Ah, betapa cemburunya saya! sebagai ibu, saya merasa tak berati apa-apa. maafkan saya.

Cukup lama, saya dan dia saling menyesuaikan diri. Keadaan yang sangat sulit tak hanya bagi dia tapi buat saya juga.

Kini, hampir tak ada jarak lagi. sebagai anak, kadang dia lebih dewasa dari saya.

Ketika saya sudah kehabisan kata-kata untuk menasehati Danial, dia akan tampil menjadi penengah. Ajaibnya, Danial lebih mendengar kata-kata dia daripada kata-kata saya.

Spontanitasnya mengajak main Zirak ketika saya ditimbun oleh pekerjaan rumah, membuat Zirak tertawa-tawa bahagia dan merasakan betul cinta seorang kakak.

Betapa berharganya dia!



Dia bukan saja anak tetapi telah menjadi sahabat untuk berbagi cerita. Kesabarannyaa untuk mendengarkan orang lain bicara, simpatinya terhadap masalah orang, kekhawatirannya terhadap seluruh anggota keluarga membuat kita tahu, betapa manisnya dia.

Dia sangat tulus dan setia kawan. Kawannya tak begitu banyak tetapi pertemanan mereka sangat kental luar biasa. Dia penganut asas intensitas dan kwalitas dalam berteman.



Betapa berharganya dia.




Meskipun pendiam dikelas, bukan berati dia tak tahu apa-apa. 3 piagam "student of the month" , 1 piagam the best dalam berbahasa perancis, 1 piagam the best dalam reading dan writing plus the best speller ada di tangannya.

Betapa bangganya kami padanya.

Akyasa Adiba, 10 tahun sudah! Tingginya sudah mencapai telinga saya. Kini sudah remaja!

Tetaplah menjadikan ibu, ayah, Danial dan Zirak sebagai teman.



Jalan masih panjang tetapi hidup akan selalu indah buatmu. Pelangi-pelangi kebahagiaan akan selalu bersamamu. Dunia akhirat. Amin.

Salam
Ibu
Peluk cium dari ayah, danial dan Zirak.

Ps:
*Thank you buat Aiko's mom atas lay out kerennya. jadi hadiah ultah buat Yasa nih.

* Buat Inong: Selamat Istirahat ya Nong. Saya tak pernah menyangka Inong moderator blogfam yang juga penggagas dapur bunda adalah Ana siti herdiyanti aka Inong yang ada di Cyber sastra. Yang tulisannya bareng saya dan beberapa penulis puisi lainnya ada di buku Graffiti Gratitude dan juga sama dengn Ana siti herdiyanti yang menjadi Editor Kumpulan cerpen Graffiti Imaji bersama Sapardi Djoko Damono dan Yanusa Nugroho. Betapa bodohnya saya, mengetahui ini semua, justru ketika kau sudah kembali kepadaNYA. Sungguh aku tak tahu nong, kalau dikau adalah Inong yang sama yang saya sering jumpai tulisan dan guyon2 kenesnya di cyber sastra net tahun 1998 an sampai Nanang Suryadi memberitakan kepergianmu.

Terimakasih atas segala kerja kerasmu di Blogfam ya Nong. Terimakasih atas malam2 nglembur bersama di YM ketika blogfam harus menyelesaikan tugas dari sponsor. makasih ya Nong. Tenang saja di sana ya, Nong! Zidan dan Syifa pasti akan dijaga olehNYA.

*Buat Zuhdi (plus Izza dan Ninink) dan Ratno (plus mbak wiwik, Dhika dan Lia), selamat atas sukses sidang Defense Ph.D nya. Selamat pulang kampung. *ah saya kapan nih rampungnya*

*Marhaban ya Romadhon, mohon maaf lahir bathin ya? Semoga kita semua bisa mendapatkan kemulyaan. Amin.

© 2004 - 2006 Serambi Rumah Kita. Design & Template by Anita.