Kamar Mandi: Tragedi atau Komedi?

Tuesday, April 25, 2006

Sewaktu saya mengikuti training bahasa di IALF Denpasar Bali, saya tinggal di sebuah rumah yang kamar mandinya agak jauh dari rumah utama. Jadi kalau mau ke kamar mandi, saya harus melewati halaman, sumur, dan dapur rumah ibu kos.

Suatu saat, dalam keadaan pusing2 karena hamil Yasa, saya mandi. Sehabis mandi saya kedinginan dan cepat-cepat mengunci pintu kamar mandi (mengunci pintu kamar mandi ini harus dilakukan supaya ayam tak nyelonong ke kamar mandi) dan jalan cepat-ke kamar saya dan tiduran akibat pusing yang tak tertahan. Akhirnya memang saya benar-benar tidur. Di antara tidur tersebut saya mendengar bunyi "tok Tok". Saya sedikit manyun karena suara itu mengganggu tidur siang saya. Ah, kenapa orang memperbaiki rumah harus sekarang di saat saya bisa tidur? (saya sensitif sama bunyi2an ketika hamil Yasa ini, bahkan denger abang bakso mukul2 mangkokpun saya jengkel tak karuan).

tapi suara "tok tok" itu malah semakin keras. Dan diiringi sayup-sayup suara manusia yang entah apa maksudnya. Ah, saya kan tak paham bahasa Bali. Saya tutup telinga dengan bantal sambil mbolak mbalik badan kekanan ke kiri. saya berusaha tidur lagi. Tetapi suara itu semakin keras dan bahkan seperti orang kalap. Saya mulai pasang kuping baik-baik karena penasaran. eh kok nama saya dipanggil2?

Seketika saya ingat suami saya. Wah dimana suami saya? Bukankah dia lagi mengunjungi saya? Lambat laun saya sadar. saya ingat suami saya mengantar saya ke kamar mandi (dia selalu mendampingi saya mandi karena takut saya "ambruk" dikamar mandi karena pusing2 dan mual itu) dan setelah saya selesai mandi dia sedang wudlu. Dan saya ke kamar duluan dengan mengunci kamar mandi dari luar.

hahaha, entah berapa menit dia terkurung dikamar mandi. Sedangkan saya sempat tertidur di kamar. maklum saat itu hari kerja jadi ibu kospun sedang nungguin anaknya sekolah di TK.

Buru2 saya ke kamar mandi. dan membukakan pintu yang terkunci. Saya cengingisan tak karuan, mentertawakan kejadian yang menurut suami saya tak lucu sama sekali.

***********************************

PS: Selamat datang Rombongan MLIS di Montreal! Srie, Anis, Faisal, Pungky, Amru dan Agus! Buat Qudus, jangan khawatir, isterimu aman dan tambah "berbobot" disini.

Guru oh Guru

Tuesday, April 18, 2006

Ketika lulus Sd, saya pernah merengek kepada ibu saya agar diperbolehkan masuk SMP negeri favorit di kota kami. Tetapi ibu saya bersikeras mengatakan bahwa saya harus masuk madrasah tsanawiyah. Padahal saya sudah lolos tes masuk SMP negeri favorit tersebut. Ibu saya bilang, kalau sudah SMA baru boleh ke SMA Negeri.

Begitu lulus Madrasah Tsanawiyah, saya langsung mendaftar SMA favorit di kota kami. Diterima. Lagi-lagi ibu saya menghalangi keinginan saya. saya sempat kecewa dan menangis meraung-raung. Cita-cita saya kan jadi dosen dan berangkat ke luar negeri seperti Ami Achmad hinduan, mana mungkin bisa tercapai kalau saya masuk PGA *pikir saya waktu itu sambil memandangi buku Album kenangan yang ada tulisan cita2nya* toh kalau urusan agama saya sudah punya dasar yang kuat karena toh dari lahir, TK hingga SMP saya sudah didik dan sekolah di sekolah-sekolah agama. Tetapi ketika ibu mengemukakan alasannya, hati saya jadi trenyuh tak karuan.

"Ibah, ibu hanya seorang guru PNS dengan golongan 2 B. Kalau kau melanjutkan ke SMA negeri berti harus melanjutkan ke perguruan tinggi untuk mendapatkan keahlian tertentu dan bisa bekerja agar mandiri. Ibu takut nanti ibu tak punya biaya untuk membiayaimu. nah kalau kamu masuk PGA dan ibu tak punya biaya sehingga kamu gak bisa kuliah, kau bisa menjadi guru agama begitu selesai sekolah dan kalaupun kau tak bekerja sebagai guru, setidak-tidaknya kau punya sedikit ilmu untuk mendidik anak-anakmu."

Akhirnya saya memang sekolah di PGA walaupun akhirnya saya tetap melanjutkan kuliah dengan biaya orang tua di support beberapa beasiswa seperti Djarum dan supersemar.Dan memang terbukti walau saya anak madrasah dan PGA saya bisa sampai Luar negeri juga.

Ya, akhirnya memang saya jadi guru juga menyusul kedua kakak saya yang sudah menjadi guru. Orang bilang keluarga saya keluarga guru. Ibu saya guru yang mengajar diberbagai tempat. Ayah saya pernah menjadi guru. Kedua kakak saya juga guru.

Saya pernah menjadi guru Tk yang mengajar mengaji sekaligus mengurusi kalau ada yang kecelakaan karena pipis atau pup. Saya pernah juga merasakan menjadi guru SD yang harus pintar-pintar menarik perhatian. Saya juga pernah mengajar anak smp dan sma yang membuat saya juga harus pintar-pintar mengambil hati mereka. Saya juga pernah mengajar mahasiswa yang mebuat saya lebih sering menempatkan diri sebagai teman dari pada seorng dosen.bahkan beberapa mahasiswa saya memanggil saya mami bahkan mbak.Dan saya sering juga mbonceng mahasiswi2 saya dengan gaya preman.

Benar kata ibu saya. menjadi seorang guru ternyata menyenangkan. Tiap kali mengajar selalu saja mengalami keadaan yang berbeda sehingga tidak membosankan. Masing-masing siswa juga mempunyai kepribadian yang unik sehingga selalu saja ada yang menarik. ketika mereka sudah lulus dan menyapa kita, tak dapat dipungkiri ada kebangaan tersendiri. Apalagi kalau mereka terlihat betah dengan pekerjaannya.

Dan ketika kenal dengan internet saya mendapat email dari beberapa mantan murid saya. meskipun terkadang saya harus mengingat angkatan berapa, tetap saja berkomunikasi dengan mereka sangat menyenangkan.

Inilah beberapa email mereka:

"Assalamualaikum,
Saya menemukan email ibu dari website setelah menyusuri cyber sastra net. Tetapi saya tak yakin apakah benar ibu adalah guru saya? Saya dulu di Yogya mempunyai seorang guru, ibu Labibah namanya. Apakah ibu adalah Ibu Labibah yang saya maksud? Bu Labibah, sayah kangen."



" Wah dikantor saya jadi kaku, bu, Boss saya dikantor orangnya serius bu. tak bisa diajak edan-edanan seperti ibu."

"bu labib, saya dan kawan-kawan punya ide gila bu. tapi jangan bicara dengan bapak-bapak dan ibu2 dosen yang lain dulu ya. Yang tau cuman bu Labibah karena kami tau cuman Bu labib saja yang bisa diajak berpikir gila2an."

"hallo mamiiiii, apa kabar mih? kalau ada lowongan pekerjaan, tolong saya dikabari ya miii"

ah, ah ternyata benar kata ibu saya menjadi guru sangat menyenangkan. Apalgi kalau murid2 masih mengingat kita. Dan ibu saya, sampai menjelang ajalpun, tetap di kerumuni oleh murid-murid tercintanya. Maka wajarlah. salah satu point yang mendapatkan amal jariyah, amal yang tak terputus ketika kita meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat.

Ibu saya seorang guru. Abah saya pernah menjadi guru, kakak-kaka saya juga guru. Mereka semua dipanggil ustadz dan Ustadzah. Saya juga seorang guru. Suami saya dulu pernah menjadi guru. Akankah Yasa, Danial dan Zirak jadi guru juga?

Semoga dimasa datang, kesejahteraan guru semakin cerah sehingga tak ada ungkapan seperti yang di ucapkan mahasiswa saya ketika berkunjung ke kontrakan rumah saya,

" Wah bu, rumah ibu kok begini. Saya gak pernah membayangkan rumah ibu begini.

Tetapi tentunya nasib saya lebih baik karena saya masih bisa mbonceng motor suami saya. Sementara guru sd saya masih tetap memakai sepeda onta. Disana. Di sebuah Kota...

*Renungan gonjang-ganjing kenaikan tunjangan tenaga pengajar dan semacam keprihatinan kalau ada guru yang masih harus mroyek (ngajar dimana-mana, ngelesi ini dan itu kerja kesana kemari bahkan ngojek untuk memenuhi kebutuhan hidup) ah dilema! --Mroyek disalahkan karena menjadi tak profesional --tak nggarap proyek lain, keluarga tak bisa makan*

I am a Super Mom!

Thursday, April 06, 2006

Dulu, saya sempat takut menikah. Saya takut dimarahi suami karena saya tak bisa memasak. saya takut dimarahi mertua karena tak pernah bisa merapikan rumah dengan baik. saya takut punya anak karena saya sangat kaku terhadap anak-anak.

keluarga saya adalah keluarga pas-pas an. Tetapi harus diakui, sebagai anak bungsu, saya selalu dimanja. Mau makan? Semuanya sudah ada di meja. bahkan kalau sedang asyik membaca atau menulis untuk kepentingan sekolah, bahkan sampai kuliahpun, saya masih menikmati disuapi oleh kaka-kakak saya. pakaian-pakaian sayapun dipilihkan oleh mereka. Jadilah saya ketika kecil, pernah bercita-cita punya asisten 4 orang kalau terpaksa saya harus menikah.

Untungnya ada pria yang mau menikahi saya dan keluarganyapun mau menerima saya apa adanya.Setelah berumah tangga, ternyata saya masih juga enak-enak saja. Ada Mi'ah asisten saya yang melakukan pekrjaan dari A sampai Z. Ada mamak Siti yang mengurus danial dari A-Z. dan kalau kebetulan mereka sakit atau pulang kampung, saya cukup memasak nasi saja. Untuk lauk pauk, cukup membeli saja. Toh Yogya memang murah meriah dalam hal makanan.

Dan hari ini, Saya sibuk sekali. Badan saya pegal. Pikiran saya penuh dengan berbagai hal. saya kangen Mi'ah. Saya kangen mamak Siti. Saya kangen almarhumah Yu tun, asisten ibu saya. Saya kangen kakak-kakak saya. saya kangen pasangan Asmanah dan Cipto, adik ipar saya yang selalu memback up saya dalam mendidik Yasa dan Danial.

Disini, saya harus menyelesaikan tugas-tugas kuliah sembari mengasuh Zirak selama 24 jam. Meladeni yasa dan danial setelah pulang sekolah. Kadang ketika saya sudah mulai "panas" untuk memulai menulis, Zirak menangis. Jadilah 'warming up" saya pudar sama sekali.

kadang ketika dapat setengah paragraf, danial minta ini dan itu. jadilah tulisan tinggal separo paragraf.

kadang ketika butuh refensi dan harus ke perpustakaan, saya harus menunggu week end supaya Zirak bisa dijaga ayahnya karena saya belum PD membawa Zirak ke kampus. ya cuaca dan umur Zirak yang masih beberapa minggu, nampaknya membuat saya belum tega membawa dia ke kampus.

Kadang ketika masih menulis, pandangan mata saya tertmbuk pada piring-piring dan peralatan masak yang kotor. Jadilah saya meninggalkan tulisan-tulisan saya. dan ketika selesai beres-beres, giliran diapers bayi yang harus diganti. Ketika saya kembali kedepan komputer, saya sudah lupa apa yang mau saya tulis.

Kadang ketika harus menulis, saya melihat Zirak bengong sendirian kadang tersenyum seolah-olah meminta saya untuk mengajaknya bermain. Melihat matanya,saya jadi tak tega dan atau lebih tepatnya tak kuat untuk menahan diri untuk tak memengajaknya mengobrol. Akhirnya ketika Zirak tertidur, sayapun ikut tertidur. kapan selesainya tugas-tugas saya? bahkan untuk ngeblog pun saya harus publish berkali-kali karena terpotong-potong dengn panggilan alam ini.

Untungnya suami saya baik hati. dia suka memasak sehingga urusan masak lauk pauk ditanganinya dengan gembira dan sangat rajin membantu yasa mengerjakan PR. Urusan laundry, yang dulunya menjadi tugas saya, Pun kini menjadi bagian dari tugasnya setelah seharian bekerja untuk mencari nafkah.

untungnya Yasa sudah cukup besar dan urusan bersih-bersih rumahpun menjadi tugasnya dibantu Danial yang kadang "mood - mood"an.



jadi kerja saya adalah; menanak nasi, mengasuh Zirak dari A sampe Z, mencuci peralatan dapur, dan ngurus2 adminstrasi, mendampingi Danial mengerjakan PR plus bagian tereak-tereak klo ada yang tidak disiplin.

Rasanya saya bahagia mempunyai anak dan suami yang sangat pengertian. Tetapi kok pekerjaan saya tak selesai2 ya? Lihatlah list pekerjaan saya. saya pasang disini biar klo mau update blog berikutnya, minimal pekerjaan2 dibawah ini sudah rampung.


Editing bab 5, mulai nulis bab 6 . Nulis artikel ilmiah buat buku keroyokan. Menggarap Konsep perpustakaan riset universitas yang sinergis. Ngurus Perpanjangan paspor yang ruwetnya setengah mati. Ngurus perpanjangan study permit (buat saya) dan working permit (buat suami). Ngurus Birth Certificate Zirak yang katanya lebih cepet kalau kita dateng langsung ke kantor catatan sipil. Ngurus Paspor Zirak. Ngurus kartu ATM yang katanya di block gara2 saya pernah ngambil duit di lokasi ATM yang di curigai terjadi pembobolan, Vaksinasi 2 bulanan Zirak. kunjungan ke Dokter anak, vaksinasi buat Danial. Periksa gigi buat Yasa. Cleaning Gigi buat diriku sendiri.Nah saking pusingnya dengan hal-hal ini, akhirnya saya membuat keputusan nekat buat rambut saya. Ya! Akhirnya YASA lah yang memotong rambut saya!!! good job kok Yasa, yang penting ibu keliatan rapi. hihi

Tetapi tetep saja rasanya lebih enak repot begini dariapada 4 tahun yang lalu ketika saya harus hidup di Montreal sendirian tanpa keluarga.

Sekarang sih repot ya repot tetapi kalau melihat senyum Zirak, rasanya semua beban hilang begitu saja.



Se usil2nya danial yang membikin saya teriak2 tak karuan, tetep saja celetukannya mencerahkan kepala saya. dan sikapnya yang "siaga" ketika saya mintai tolong untuk ambil ini dan itu membuat saya terharu.

Se jengkel2nya saya kepada yasa karena kalau main games tak mau tau keadaan dunia plus suka lupa2 kalau harus menaruk sesuatu pada tempatnya tetep saja, sapa-sapa manisnya dan perhatiannya plus empati yang besar terhadap saya memberikan kesejukan yang susah dilukiskan.

se jengkel-jengkelnya saya kepada ayahnya anak-anak yang suka "mbudeg" ketika nonton bola tetep saja kesabarannya melakukakan apa saja demi keluarga membuat saya terharu.

Kehadiran mereka membuat saya merasa benar-benar menjadi seorang "ibu" dan membebaskan saya dari tangisan-tangisan dimalam hari karena ketiadaan mereka disamping saya dan ketidakhadiran mereka membuat saya seperti orang mati. Bayangkan! saya tahu mereka ada tetapi saya tak bisa memeluk mereka hanya karena jarak.

Sebab kalaupun urusan sekolah saya tertunda bukan karena kehamilan Zirak yang susah. Bukanpula karena kesibukan mengurus anak-anak dan ayahnya, tetapi karena saya sangat lemah dalam berdisplin dan manajemen waktu.

ah kalau sudah begini, saya jadi pingin punya anak lagi. Mual-mual dan muntah-muntah selama 9 bulan? Dan kontraksi yang luar biasa ketika melahirkan? ah udah lupa tuh!

Danial's First Book!

Monday, April 03, 2006

Danial sedang seneng2nya membuat buku cerita. Dia mengumpulkan kertas, di klip, digambarin dan dibawah gambar-gambar tersebut ditulis ceritanya. Yang bagian nulis yang susah-susah adalah Yasa dan ibu tetapi tulisannya harus persis seperti yang keluar dari mulut Danial.
Buat arsip kalau dia sudah besar, saya cantumkan tulisan Danial disini :

Monster In the Suewers by Danial and Yasa.

" One day, there were 6 monsters in the Suewers. Then, a little kid came to the Suewers and he wanted to see if there was a real monster. The little kid was scared to see that there were some real monsters and more monsters appeared. Some monsters turned invisible and the little kid was very scared. Then he run away. Now the monsters can live peacefully and feel very happy. The End".

Buku cerita ini dibawa kemana-mana dan dibaca berulang-ulang dengan bangganya. "Look! this is my first book!" Katanya.

Sementara itu Zirak semakin tak suka tidur di Cribnya. Denger suara lari2 danial, pasti terbangun. Deneger pintu kamar dibukapun terbangun, bahkan denger kentutnya sendiripun dia kaget dan terbangun. kalau sudah terbangun, saya harus memulai ritual "setor body" yang bisa setengah jaman untuk bisa tidur kembali.

Nampaknya, Dia lebih suka tidur di car seat yang diletakkan di living room dengan suara Tv dan computer yang hingar bingar plus kegaduhan danial dan Yasa. Atau tidur di tempat tidur Yasa dan Danial. Walau tentu saja sering Dikucel-kucel sama kaka2nya ditempat tidur, anehnya Zirak bisa tertidur pulas disitu.

Minggu yang lalu, saya sedang mencuci piring dan Danialpun menjaga adiknya. Kemudian telpon berdering dan ternyata ayah nelpon dari tempat kerja. Setelah ngobrol sebentar dengan saya, ayah pingin ngomong dengan danial. Telpon saya serahkan danial yang sedang berada dikamar dengan adiknya. Dan sayapun melanjutkan aktivitas cuci mencuci piring. selang berapa menit, saya masuk ke kamar dan pemandangan dibawah ini yang saya dapati.



"I think ayah want to talk to Zirak," katanya sembari mengutak-atik gambarnya. Benar saja. ayahnya di telpon teriak-teriak menyuruh Danial mengembalikan telpon ke saya yang tentu saja danial tak mendengarnya.Dan Zirakpun tetep merem.Kayaknya Zirak gak begitu suka suasana sepi yang mebuatnya merasa "lonely" karena ketika di apartemen ada temen2 sekolahan pada main ke rumah, dia menangis ketika dikamar tetapi begitu di bawa keluar, dia langsung pules disela-sela obrolan2 dan guyonan2 di ruang tengah.

-updated-
*Dalam rangka hari Kartini, bLogfam menggelar Lomba masak Virtual 2 dan lomba foto. klik di banner cantik ini untuk info lengkapnya.


Lomba Dalam Rangka Hari Kartini 2006


Ikutan yook. Ada hadiahnya dari para donatur yg baik hati dari benua Asia, Australia, Eropa dan Amerika. Dan Kalau pesertanya banyak, sapa tau bisa masuk MURI.

*Thanks to Primadonna Angela atas review kumpulan cerpen "Addicted to Weblog" di majalah online Blogfam, Bz!blogfam Edisi April 2006.

* Buku Kumpulan Cerpen "Suami Impian" dan Buku Pengalaman "The real Dezparate Housewives" dicetak ulang! Laris-laris.

© 2004 - 2006 Serambi Rumah Kita. Design & Template by Anita.