Super Mom?

Tuesday, January 23, 2007

Sekolah, riset, menulis dan keluarga ternyata sangat berat. Saya yang biasa dimanja oleh keadaan di Indonesia yang serba enak, tiba-tiba harus menjalani semuanya sendirian. Manajemen waktu saya lemah dan saya kesulitan luar biasa. Kalau tak disemangati oleh pembimbing, tentulah saya sudah hengkang dari Canada sejak saya mengalami kehamilan yang sulit.

Untungnya Professor yang menjadi pembimbing saya ini adalah professor yang pernah membimbing saya ketika menyelesaikan Master saya. Dan sudah sering terlibat kerja sama riset maupun menulis buku bersama dengan saya sehingga ketika thesis saya tersendat-sendat, dia merasa aneh. Saya yang biasanya trengginas tiba-tiba jadi lambat.

"don't give up! You're so close!" katanya berkali-kali.


Labibah's Committe Disertation, Posted by Hello


Kadang saya sudah cape duluan ketika harus menulis. Baru nulis sebaris, panggilan anak-anak bikin saya meringis. Begitu balik lagi ke komputer, saya sudah lupa apa yang mau saya tulis. Untuk menulis entry blog inipun, saya sudah menyimpannya sejak seminggu lalu. Saya update-update sampai saya merasa lengkap dan siap menekan tombol "Publish".

ketika harus menulis, anak tiba sakit. Maka buyarlah semuanya. Yang satu sembuh eh yang lainya mulai sakit. Begitulah. Gantian. Apalagi cuaca Montreal yg tak bersahabat ini. mencapai minus 20 celcius dan windchilnya minus 16. jadi total minus 36 saja!




Seharusnya saya membantu suami bekerja untuk meringankan biaya hidup. Tetapi yang menjaga Zirak siapa? Daycare! okaylah. saya mendaftarkan Zirak di homedaycare.

Hari pertama Zirak menangis tak karuan. Jam 12 siang saya datang ke daycare. di Pintu depan saya sudah mendengar Zirak menangis meraung-raung. Hati saya runtuh.

Saya peluk Zirak. Dia menolak makan, minum dan tidur, kata yang punya daycare.

Saya kasihkan susu formula. Dengan saya, Zirak mau meminumnya. Sembari memberi Zirak susu, saya tinggal disitu.

Ada 6 anak usia 2 taunan. 3 orang bayi seusia Zirak. Ternyata di daycare anak-anak dibiarkan main begitu saja. yang lebih gede menabrak-nabrak yang bayi, luput dari perhatian.

saya trenyuh. Naluri keibuan saya membuat saya menyapa satu-satu persatu anak-anak itu. Seperti tak pernah diajak bicara, anak-anak itu melompat ke arah saya dan bertanya ini dan itu. Saya mendadak jadi guru anak batita. Ownernya bilang, "You're a good teacher". Saya pingin bilang, " Gini lho cara memperlakukan anak-anak" tapi tidak jadi. Dan menggantinya dengan kalimat, " I am a teacher".

Saat tidur siang tiba. Seluruh anak dimasukkan ke playpen. Dan masing-masing diberi susu botol. Yang membikin saya trenyuh, seorang bayi berusia tujuh bulan dibiarkan memegang botolnya sendirian di playpen. Beberapa kemudian menjerit-jerit. pantas saja, kan belum bener megang botolnya.

Saya jadi berfikir. Zirak gak mau makan dan minum, jangan-jangan karena gak ada yang mebantu memegang botol. Memang di rumah selalu ada yang megangi botolnya.

Hanya seorang asisten yang ada disitu. Dan ownernya pamit mau keatas ke kamarnya sendiri. Istirahat! katanya.


Setelah itu Zirak saya bawa pulang. Sejak itu pulalah saya berjanji akan mebatalkan kontrak dengan daycare itu. Naluri keibuan saya mengatakan bahwa saya tak tega meninggalkan Zirak disana.

Alhamdulilah, Kemaren Zirak dapet panggilan dari Home daycare yang letaknya lebih dekat dari apartemen kami.

Saya dan Zirak kesana. berbeda dengan daycare yang sebelumnya, pemilik dan asistennya sangat perhatian. Zirak langsung diajak ke dalam supaya tak melihat saya. Begitu tak melihat saya Zirak sudah tak menagis lagi.

Satu jam kemudian, saya dateng lagi. tak terdengar tangis Zirak dari luar. saya masuk diam-diam. Rupanyanya Zirak lagi digendong oleh pemilik daycare itu sambil disuapi snack dari oat meal. dari mulut perempuan itu, terdengar nyayian. wah pantes Zirak Diam saja.Rupanya Zirak sangat menikmatinya.

Kondisi home daycare di Montreal memang sangat bervariasi. Saya sudah berpengalaman dengan 4 home daycare yang berbeda. Berbeda-beda pula pelayanannya. Ada Yang sangat melimpah dalam hal makanan dan snack, ada ynag super dupper ngirit dengan memberikan juice murahan, ada yang telaten dengan bayi dan ada yang tidak perhatian dengan anak, model daycare Zirak yang pertama.

Home Dayacare di Montreal adalah daycare yang dikelola oleh para ibu rumah tangga dan terletak di rumah-rumah mereka. Jumlah anak yang ada di home daycare bervariasi dari 6 orang anak balita (tanpa asisten) hingga 9 orang anak balita (dengan seorang asisten). Home Daycare ini adalh merupakan solusi dari pemerintah propinsi Quebec terhadap banyaknya para balita dan batita yang masuk di long waiting list pada daycare-daycare besar.

Home Daycare ini di subsidi oleh pemerintah Quebec $25 per anak (kalau bayi dibawah 18 bulan bisa mendapat tambahan $200 perbulan) tiap hari sehingga orang tua hanya membayar $7 saja. Sungguh merupakan solusi yang ampuh bagi emak-emak seperti saya. tetapi sama dengan di Indonesia, pada pelaksanaanya, ada yang serampangan dan ada pula yang betulan. Sebenarnya ada form pengaduan juga tetapi saat ini saya sedang malas bikin perkara.

Syukurlah. Semoga Zirak betah dan tak ada apa-apa lagi.

Doakan ya teman. Dengan menitipkan Zirak di daycare yang berperikemanusiaan, saya bisa mngebut thesis saya.

Wish me luck!

* Tak seperti cerpen-cerpen saya yang taun 2006 ini menembus media nyaris sebulan sekali (Republika, Pikiran Rakyat, Media Indonesia, batam Pos, Riau Pos, Koran Sindo, Suara Pembaruan dan Majalah sastra Horison), thesis saya jalan di tempat.Saya masih saja di Last Chapter (bab 6) plus urusan edit mengedit teknis yang membosankan itu (ada yang mau bantu merapikan titik, koma, kutipan, hurup besar, hurup kecil berdasarkan APA guidelines? -- saya muak sekali menge edit-edit tulisan sendiri karena tak ada yang baru lagi, jadi super duper membosankan dan bikin sakit kepala)

Gejala deadline Syndrom nampak muncul dikalangan teman-teman Ph D yang pusing dengan thesis. Seolah saling memahami, kita menghindari untuk saling menanyakan "Academic progress". Kalau tidak, kita bisa sakit perut tak karuan karena stress nya. Mungkin benar juga kata temen saya, jangan-jangan saya males rampung karena males pulang ke Indonesia yang sedang semrawut (lha iya, masalah mau tinggal dimana, kita masih bingung. Rumah yang rusak karena gempapun, belum begitu terurus)

*Memasuki usia 10 bulan, Zirak sudah bisa berjalan. sekarang giginya 8 biji. Karena sudah jalan, pengawasan ekstra harus ditingkatkan. Ganggu-ganggu emaknyapun sudah jadi kewajiban.








*Tanggal 10 januari 2007, Yasa untuk pertama kalinya mendapatkan uang $10 dollar dari hasil keringatnya sendiri. Dia dipilih untuk ikut merapikan kelas dan membantu anak-anak TK disekolahnya.




* Danial? Setelah membikin guru-gurunya dan emaknya pusing karena catetannya yang awut2an, akhirnya untuk pertama kalinya mendapatkan postcard "nice printing".

Lain kali, saya akan cerita bagaimana badungnya Danial disekolah sehingga dia harus menempati kursi sendirian di samping guru matematikanya. dan.....? dia malah bangga!

© 2004 - 2006 Serambi Rumah Kita. Design & Template by Anita.