Musik dan Nyanyi? Siapa Takut?
Monday, June 06, 2005
Saya mendapat hot musical baton dari Qky. Kalau ingin tau apa itu musical baton dan kebetulan anda dapat lemparan hot baton, tulisan jay ini akan sangat membantu.
Sudah lama saya tidak bersentuhan dengan music dan asesorisnya (nyanyi dan kawan-kawannya). Kalaupun mendengarkan musik, harus sambil lalu karena musti toleransi dengan tetangga dan juga toleransi dengan anak-anak, baik karena takut mengganggu tidur mereka atau harus mengalah karena mereka lebih memilih genjrang-genjreng dengan film kartun atau game.
Oleh karenanya jumlah lagu2 di komputer saya tak lebih dari 300 lagu.
CD terakhir yang saya dapatkan adalah CD kyai kanjengnya Emha Ainun Najib. Mbak Roh, adik Cak Nun menghadiahkannya. Dan saat ini saya sedang mendengarkan album Kyai kanjengnya Cak nun itu. Ah, ah Musiknya Mas Nevi mengingatkan proses pentas "perahu Retak" dibawah arahan Cak NUN.Ternyata mereka masih bersatu dalam komunitas Kyai Kanjeng.
nah *back to the topic*, untuk lagu-lagu yang sering saya putar adalah:
1. Kalimaat -Magda El Raumy
2. Ibu - Iwan Fals
3. Angel - Shaggy
4. Prau Layar - Campur sari
5. Tears in Heaven -Eric Clapton
Nah saya akan melemparkan baton. silahkan tangkap hot baton dari saya ya?
1. Sa
2. Rieke
3. ika
4. Intan
5. Ita
Berbicara soal music dan nyanyi, Saya sebenarnya punya keinginan jadi penyanyi atau apa-apa saja yang bisa tampil di panggung. Saya hanya bisa baca puisi, baca cerpen dan Main Drama. Keahlian saya ini saya anggap belum cukup karena baca puisi dan cerpen relatif memerlukan audience yang khusus sedang drama memerlukan kelompok. Saya ingin ketika ada acara2 spontanitas saya bisa maju menyanyi.
Ketika kecil sebenernya saya pernah ikutan kelompok Rebana dan berjanji yang memungkinkan saya untuk berpartisipasi dalam puji-pujian kepada Alloh dan Rosulnya. Saya ingin sekali saya yang dipilih guru saya untuk Vokal utamanya.
Tetapi guru saya selalu menempatkan saya sebagai figuran dan bagian tepuk tangan saja. Ketika di Sekolah menengahpun guru saya lebih suka mengirim saya ke Lomba-lomba baca puisi daripada lomba menyanyi dan tak pernah memilih saya untuk masuk group Folk song.
Saya mulai merasa ada yang salah dalam suara saya.
Ketika di perguruan Tinggi saya mulai sadar bahwa suara saya ternyata Fals karena ternyata saya selalu gagal mengepaskan suara saya dengan musiknya. Tetapi saya cukup senang karena mempunyai teman-teman yang "tidak apa-apa" mendengar suara amatir saya.
Maka di Teater Eska tepatnya, Suami saya yang juga mati-matian belajar Gitar dan tak pernah bisa-bisa itu selalu mengiringi suara saya yang merdu berduet dengan Dahlan, teman saya yg mempunyai problem sama dengan saya.
Jadilah suara Gitar suami saya yang mengharukan karena nadanya yang tak pernah pas ke utara dan Suara saya melengking ke Timur dan Dahlanpun berteriak ke Selatan. Kita benar-benar menjadi Trio yang cukup populer karena berhasil membuat masyarakat sekitar merasa prihatin dengan semangat menyanyi kita.ah, dimana kau sekarang, Dahlan?
Akhirnya Mas syaiful, anak seorang Kyai yang lebih memilih kuliah di jurusan MUsik Institut Kesenian Yogyakarta yang suka Nongkrong di Teater ESKA itu tak tahan dan mengajari kami menyanyi. Karena menurut dia tak ada orang yang tak bisa menyanyi yang ada kurang berlatih saja dan kurang biasa mendengarkan nada harmonis sehingga kita fals dan tak bisa mengepaskan dengan musik.
Maka kami bertigapun berlatih dengan semangat.
Tiga hari kemudian, Mas Syaiful berkata, "ah kalian bukan tak bisa nyanyi, tetapi problem kalian yang utama adalah kalian ini BUDEK !" katanya frustasi.
Sudah lama saya tidak bersentuhan dengan music dan asesorisnya (nyanyi dan kawan-kawannya). Kalaupun mendengarkan musik, harus sambil lalu karena musti toleransi dengan tetangga dan juga toleransi dengan anak-anak, baik karena takut mengganggu tidur mereka atau harus mengalah karena mereka lebih memilih genjrang-genjreng dengan film kartun atau game.
Oleh karenanya jumlah lagu2 di komputer saya tak lebih dari 300 lagu.
CD terakhir yang saya dapatkan adalah CD kyai kanjengnya Emha Ainun Najib. Mbak Roh, adik Cak Nun menghadiahkannya. Dan saat ini saya sedang mendengarkan album Kyai kanjengnya Cak nun itu. Ah, ah Musiknya Mas Nevi mengingatkan proses pentas "perahu Retak" dibawah arahan Cak NUN.Ternyata mereka masih bersatu dalam komunitas Kyai Kanjeng.
nah *back to the topic*, untuk lagu-lagu yang sering saya putar adalah:
1. Kalimaat -Magda El Raumy
2. Ibu - Iwan Fals
3. Angel - Shaggy
4. Prau Layar - Campur sari
5. Tears in Heaven -Eric Clapton
Nah saya akan melemparkan baton. silahkan tangkap hot baton dari saya ya?
1. Sa
2. Rieke
3. ika
4. Intan
5. Ita
Berbicara soal music dan nyanyi, Saya sebenarnya punya keinginan jadi penyanyi atau apa-apa saja yang bisa tampil di panggung. Saya hanya bisa baca puisi, baca cerpen dan Main Drama. Keahlian saya ini saya anggap belum cukup karena baca puisi dan cerpen relatif memerlukan audience yang khusus sedang drama memerlukan kelompok. Saya ingin ketika ada acara2 spontanitas saya bisa maju menyanyi.
Ketika kecil sebenernya saya pernah ikutan kelompok Rebana dan berjanji yang memungkinkan saya untuk berpartisipasi dalam puji-pujian kepada Alloh dan Rosulnya. Saya ingin sekali saya yang dipilih guru saya untuk Vokal utamanya.
Tetapi guru saya selalu menempatkan saya sebagai figuran dan bagian tepuk tangan saja. Ketika di Sekolah menengahpun guru saya lebih suka mengirim saya ke Lomba-lomba baca puisi daripada lomba menyanyi dan tak pernah memilih saya untuk masuk group Folk song.
Saya mulai merasa ada yang salah dalam suara saya.
Ketika di perguruan Tinggi saya mulai sadar bahwa suara saya ternyata Fals karena ternyata saya selalu gagal mengepaskan suara saya dengan musiknya. Tetapi saya cukup senang karena mempunyai teman-teman yang "tidak apa-apa" mendengar suara amatir saya.
Maka di Teater Eska tepatnya, Suami saya yang juga mati-matian belajar Gitar dan tak pernah bisa-bisa itu selalu mengiringi suara saya yang merdu berduet dengan Dahlan, teman saya yg mempunyai problem sama dengan saya.
Jadilah suara Gitar suami saya yang mengharukan karena nadanya yang tak pernah pas ke utara dan Suara saya melengking ke Timur dan Dahlanpun berteriak ke Selatan. Kita benar-benar menjadi Trio yang cukup populer karena berhasil membuat masyarakat sekitar merasa prihatin dengan semangat menyanyi kita.ah, dimana kau sekarang, Dahlan?
Akhirnya Mas syaiful, anak seorang Kyai yang lebih memilih kuliah di jurusan MUsik Institut Kesenian Yogyakarta yang suka Nongkrong di Teater ESKA itu tak tahan dan mengajari kami menyanyi. Karena menurut dia tak ada orang yang tak bisa menyanyi yang ada kurang berlatih saja dan kurang biasa mendengarkan nada harmonis sehingga kita fals dan tak bisa mengepaskan dengan musik.
Maka kami bertigapun berlatih dengan semangat.
Tiga hari kemudian, Mas Syaiful berkata, "ah kalian bukan tak bisa nyanyi, tetapi problem kalian yang utama adalah kalian ini BUDEK !" katanya frustasi.
© 2004 - 2006 Serambi Rumah Kita. Design & Template by Anita.