Nulis? Terima kasih deh.

Monday, February 12, 2007

Saya sangat malas menulis. Ya! malas dan sebel sekali kalau disuruh menulis ulang sesuatu yang sama persis. Ketika saya sekolah dulu, saya paling sebel dengan guru-guru yang menyuruh muridnya mencatat pelajaran dengan cara menyalin teks book.

Biasanya, hal ini terjadi kalau ada pelajaran yang gurunya tak masuk sehingga jam pelajaran lain diajukan dan gurunyapun memberikan teks book dan menyuruh murid-muridnya mencatat. Sudah pasti, kalau hal ini terjadi, saya akan menggunakan waktu untuk ngobrol. saya malas mencatat.

Saya heran dan kesal ketika ada seorang guru menyuruh menyalin seluruh isi buku teksbook dan dijadikan dasar pokok untuk angka rapor. saya bersikeras, saya tak mau nulis. tapi guru saya bersikeras bahwa saya harus nulis dan tak boleh memfoto copy. Setelah tak bisa menuai kata kesepakatan, saya ngubek-ubek buku-buku catatan sekolah kakak saya. Dan viola! Ada mata pelajaran yang sama dan catatan bukunyapun sama persis.

Jadilah saya bawa saja buku itu ke sekolah dan saya ikutkan dinilai oleh bapak guru tsb. Setelah debat panjang, akhirnya bisa diterima juga dan beliau memberi angka 7 di rapot ketika seluruh kelas mendapatkan angka 8.

Bagi saya tak masalah. Daripada saya harus mencatat seluruh isi buku.

Ketika di universitas, saya gembira karena saya tak harus mennyalin. Saya mendengarkan dan mencatat hal-hal yang perlu. Sesuatu yang sudah saya lakukan sejak SD dan beberapa guru-guru yang lapang dada bisa menerima gaya saya.


Rupanya, ketidaksukaan menulis dalam artian menyalin ini menurun pada Danial. Karena masih dalam rangka pengenalan huruf, dasar-dasar baca dan tulis, menulis tangan dengan rapi menjadi kewajiban.

Beberapa tulisan tangan Danial di conteng begitu saja. kadnag-kadang ada tulisannya "messy work" yang tentu saja membuat saya berang dan protes kepada gurunya yang udah mau masuk usia pensiun itu untuk menggunakan kata-kata yang lebih memotivasi.

Sebagai sama-sama pembenci nyalin buku, saya sangat susah untuk menyuruh Danial menulis rapi, sesuatu yang saya juga susah melakukan. Saya memang merasa tak nyaman kalau untuk memberitahu yang saya sendiri tak melakukannya. walau kepada anak sendiri.

Yang keluar dari mulut saya, "asalkan bisa dibaca orang, tak masalah." yang tentu saja bertentangan dengan gurunya yang berpedoman harus rapi dalam kepenulisan, Kalau sudah begitu, tugas untuk melatih nulis Danial diambil alih ayahnya yang tulisannya lebih rapih dari saya.

Danial memang terkenal di sekolahnya. Terkenal dengan pelupanya. "he is smart little guy but he is unorganized". Kadang dia ketinggalan lunch boxnya disekolah. Kadang lunch boxnya tak ketinggalan tetapi Tas sekolahnya ketinggalan.

Ketika ada parents -teacher interview, saya kaget ketika gurunya menunjukkan kursi khusus buat Danial di ruang matematika. Di sekolahnya, muridlah yang mendatangi ruang guru. Kalau pelajaran matematika, ya murid-murid akan menuju ke ruang matematika, begitu juga reading dan Bahasa perancis.

Kata guru matematikanya, Danial selalu datang terlambat ke ruangannya, di saat teman-teman lainnya sudah siap belajar. Tak hanya terlambat, Danial masih harus mengasah pinsil dan persiapan-persiapan lainnya. Tetapi danial termasuk cepat mengerjakan tugas.

Tapi masalahnya, setelah mengerjakan tugas, dia sibuk ngajak ngobrol temen-temennya yang belums elesai mengerjakan tugasnya dan bahkan yang terakhir kali, ketika Danial sudah selesai mengerjakan tugasnya, dia sibuk membuat origami dari kertas yang berisi jawaban matematikanya!

oleh karenanya, gurunya memberi kursi khusus. Saya takut hal ini membuat danial minder tetapi ketika saya tanyakan kepada Danial tentang ini, Danial bilang, ""stt! I am her asistant!"

hahahaha

Siplah kalau bgitu. Saya jadi teringat diri saya sendiri ketika dikeluarkan dari kelas karena kebanyakan ngobrol sementara yang lain sibuk menulis tulisan di papan tulis (sesuatu yang tidak saya sukai), saya keluar kelas menuju ruang kepala sekolah dan ngobrol dengan beliau sampai jam pelajaran berakhir. saya lupa kenapa waktu itu beliau kok tak marah kepada saya ya? yang jelas kepala sekolah saya waktu itu, memang sangat fungky.

*Zirak udah betah di daycare barunya. Terakhir saya jemput dia, dia masih joget2 sambil main piano. Tapi udah seminggu ini Zirak ngendon di rumah karena panas. Setelah nembus cuaca yang minus 55 (-22 plus windchillnya -32) derajat celcius (montreal lg dingin2nya nih), Zirak demam. Zirak sembuh gantian Danial yang panas. Semoga tak ada yg demam-demam lagi setelah ini. Amin

*Turut prihatin buat korban banjir di Jakarta. Semoga diberi kemudahan dan kesehatan.

*Selamat Ulang tahun pertama bz!blogfam! Salut buat jajaran redaksinya.

* Saya sempet nampang di Tabloid Parle edisi 73. Juga Review Jody Pojoh terhadap addicted to Weblog. Scanan Majalah Tabloid Parle dan reviewnya, saya Copy paste di S I N I.

Labels:

© 2004 - 2006 Serambi Rumah Kita. Design & Template by Anita.