Sok Tahu!

Thursday, March 01, 2007

Melihat Indonesia dari jauh, saya merasa tersentuh.
Kadang salah tingkah dan serba salah
Bagaimana nantinya masa depan anak-anak bangsa?
Semuanya membikin nelangsa.

Mau bebergian repot jadinya.
rasa aman, hanya impian belaka.

Mau naik pesawat? Takut hilang begitu saja.
Mau naik kapal? takut tenggelam
Mau naik kereta? Takut amblas di tengah jalan
Mau naik bis? takut tabrakan dan macet di jalan
mau naik taxi? ah, banyak perampokan
mau naik ojek, jalannya ngebut tak karuan sampai kaki mau keserempetan
mau naik becak? wah katanya becak nyaris hilang dari peredaran
Mau anik sepeda? nyampenya kapan dan kacau juga kalau harus balapan sama motor dan mobil dijalanan yang penuh asap mematikan.
mau naik mobil sendiri? takut dijalan dicegat preman resmi maupun jalanan.

Mau tinggal dirumah? Takut kejatuhan rumah karena gempa
atau dihantam Tsunami tiba-tiba
atau terkurung banjir air atau lumpur
belum lagi ancaman ledakan gunung.

belum lagi bahaya penyakit diare, demam berdarah hingga flu burung
semuanya membikin serba salah.

Orang kaya masih bisa bergerak dengan segelintir pilihan. Orang miskin hanya bisa tertawa-tawa karena kehilangan harapan.

Semenetara pejabat melihatnya sebagai seribu harapan buat mengelak dari tanggung jawab.

Nah, pernah merasa sok tahu dengan menafsirkan sesuatu?

Saya pernah.

Ketika pertama kali kuliah, saya susah sekali untuk mendapatkan tanda tangan pembimbing akademik saya untuk urusan tanda tangan pengambilan mata kuliah.

Dosennya tak pernah ada di kantor sampai ada kakak kelas berkata bahwa pak dosen tersebut sedang bulan madu karena penganten baru.

Mendengar itu, sayapun menyebarkan berita tersebut kepada temen-temen seangkatan saya. Semuanya mahasiswa baru. Ada seorang mahasiswi baru yang mukanya langsung jutek tak karuan mendengar ceritasaya itu. Dan bertanya ini itu. Karena sebel, saya jawab sambil tertawa-tawa, "lha elu kok kliatan sewot? kayak isteri yang baru dimadu aja" kontan temenku itu terdiam.

Beberapa hari kemudian, pak dosen pembimbing saya yang ternyata masih muda dan ganteng itu ada di kantor dosen. ketika tiba giliran saya minta tanda tangan, dia langsung hapal nama saya dan berkata, " Wah! tau darimana kalau saya sedang bulan madu?"
"Dari kakak kelas Pak. Selamat ya Pak?" Kata saya mantap
"Terimakasih. Tapi besok-besok kalau ada berita beginian, jangan ikutan menyebarkan ya. Belum tentu bener," katanya sambil memberi saya permen dan memeberi tanda supaya mahasiswa yang antri di belakang saya untuk maju ke meja dia.

Saya tertegun tetapi tak memikirkan lagi perkataannya lebih jauh.

Beberapa hari kemudian, saya dapat undangan pernikahan dari temen perempuan saya yang cantik dan pernah jutek karena mendengar Pak dosen pembimbing saya sedang bulan madu.

Setelah saya buka undangannya, ada nama mahasiswi itu sebagai pengantin perempuannya dan nama calon mempelai prianya adalah, Dosen pembimbing saya saya yang ganteng itu!

Aapa hubungan kedua cerita di atas? ya, dihubung2kan saja sendiri hehe

*oh ya saya akhirnya mengisi Multiply saya buat arsip-arsip tulisan yg berceceran biar mudah kalau mencarinya.

© 2004 - 2006 Serambi Rumah Kita. Design & Template by Anita.