Kaum Lemah harus dibela?

Monday, October 18, 2010

Kita cenderung untuk membela kaum yang lemah. Ketika ada kasus yang melibatkan orang kaya dan miskin, kita dan media ramai ramai akan membela kaum miskin.

Ketika ada kasus bocah penyengat lebah dan kemudian orang tua anak yang disengat lebah (kebetulan orang berada) melaporkannya kepada yang berwajib, kitapun ramai-ramai menghujat orang tua dan anak yang disengat lebah itu.

Membela kaum yang lemah boleh saja tetapi sudah seharusnya segala sesuatunya diletakkan sesuai dengan dengan tempatnya. Artinya kita harus bijak mengatakan bahwa "menyengatkan lebah kepada orang lain bukanlah suatu perbuatan yang terpuji" dan itu bukan hanya kenakalan yang bisa ditelorerir karena bisa membahayakan jiwa dan raga yang disengatnya.

Coba bayangkan ketika anak kita pulang sekolah dengan muka bengkak karena temannya menyengatkan lebah atau karena dipukuli temannya. Bagaimana perasaan kita?

Itulah bullying yang akibatnya anak-anak bisa takut sekolah dan minder. Oleh karenanya segala sesuatu yang memang salah kita harus mengatakan bahwa itu salah tanpa perduli apa dia orang miskin atau jendral sekalipun.

Demikian juga dengan Kasus Rasminah. Kita tak bisa mengatakan bahwa Rasminah bersalah atau tidak. Pun kita tak bisa menghakimi majikan Rasminah sebagai orang yang kejam atau tidak tetapi yang perlu digaris bawahi adalah bahwa ketidak jujuran di level manapun adalah sesuatu perbuatan yang tidak baik.

juga dengan kasus penunggang mobil digebuki dan diadili massa karena menabrak motor pun harus disikapi arif. Suami saya pernah nyaris diminta bertanggung jawab terhadap jatuhnya penunggang sepeda motor yang ugal2an serta kesenggol motor lainnya dan jatuh tepat di depan mobil kami dan suami saya dengan cekatan mengerem mobilnya sehingga mobil berhenti pas di tengkuk penunggang motor tsb. kesan selintas seolah2 Mobil kami yang menabrak dan orang cenderung membela yang jatuh. tetapi untung ada yang melihat kejadiantersebut secara persis sehingga suami saya bebas dari tanggung jawab dari perbuatan yang tak pernah dilakukan. kalau tak ada orang yang berpikir jernih, entah apa jadinya.


Maka, apapun yang terjadi, berpikir proporsional sangatlah diperlukan. Sangat terpuji kalau bisa membela kaum lemah tetapi bukan berati "Hantam kromo" dengan apapun yang dilakukan kaum lemah adalah benar. Kaya atau miskin, kuat atau lemah tetap harus menjadi manusia yang tidak merugikan orang lain

© 2004 - 2006 Serambi Rumah Kita. Design & Template by Anita.